Senin, 14 Oktober 2013

MEDITASI VIPASSANᾹ




Oleh: Samanera Vimalaseno

Idaṁ me puññaṁ
Magga. phala. ñaṇassa paccayo hotu
Idaṁ me puññaṁ
Nibbᾱnassa paccayo hotu

Semoga dengan kebajikan-kebajikan yang telah saya lakukan,
menjadi suatu kondisi bagi pencapaian Pengetahuan Jalan dan Buah,
Semoga dengan kebajikan-kebajikan yang telah saya lakukan,
Menjadi suatu kondisi bagi pencapaian Nibbᾱna.
(Mettᾱ Chating;Aspirasi; hal 12)

            Pada era saat ini banyak ditemukan dalam masyarakat mereka mengalami suatu beban mental sikap akibat konterversial hati dengan lingkungan yang dihadapi. Tidak sedikit diantara mereka yang tidak dapat membendung beban mental yang menyerang kedirinya, sehingga stres dan aksi bunuh diri tidak terelakan.
            Beban sikap mental yang menjadi dasar dari sebuah permasalahan harus mendapatkan sebuah solusi sebagai jalan menuju pada kebahagiaan tertinggi. Solusi tidak semua tepat yang digunakan oleh kebanyakan orang. Ada yang menggunakan narkoba, pesta seks, bernyanyi, melukis, sebagai solusi.
            Solusi yang semacam itu apabila ditinjau dalam kacamata Dhamma tentu sangat bertentangan, khususnya seperti menggunakan narkoba, pesta seks. Dalam Buddhisme solusi untuk keluar dari sebuah problem tekanan sikap mental/ psikis adalah melalui praktik meditasi. tidak sedikit orang yang paham dan mau berlatih meditasi.
            Meditasi adalah suatu aktivitas belajar memusatkan pikiran, dalam bahasa inggris disebutkan “concentration.” Sedangkan dalam bahasa Sansekerta atau Pᾱḷi adalah Samᾱdhi.  Samᾱdhi adalah konsentrasi dirumuskan sebagai “ekᾱrammane citassa ekaggata,” ialah memusatkan pikiran pada suatu obyek (eka arammana).
            Meditasi dalam buddhisme ada dua bagian yaitu meditasi Samatha memiliki empat puluh obyek setiap obyek mewakili karakter setiap individunya. Cara meditasi Samatha adalah memiliki konsentrasi kuat pada obyek yang diambil. Samatha dapat mencapai ketenangan berupa pencapaian Jhana-jhana, bahkan kekuatan batin (Abhiñña).
            Meditasi yang kedua adalah Vippasanᾱ. Vippasanᾱ atau Insight meditation (meditasi dengan melihat kedalam diri atau pandangan terang dengan mengamati proses batin dan jasmani yang tidak tetap keberadaannya. Dalam meditasi Vippasanᾱ akan mendapatkan suatu pengalaman pribadi dan dari pengalaman itulah seseorang seseorang yang cermat dan terfokus dalam mengamati proses bergerak batin dan jasmani secara terus menerus tanpa terputus, maka pandangan terang atau pengetahuan sejati Insight akan muncul.
            Vippasanᾱ bukan sekedar relaksasi, melainkan adalah realisasi dari batin dan jasmani. Pikiran harus selalu terjaga dan fokus dan perhatian penuh, tubuh dalam suasana rileks, tidak tegang dan tidak kaku. Vippasanᾱ juga bukan sekedar pelepas stres, melainkan mengidentifikasikan, mengenal dan selanjutnya pengurangan faktor-faktor stres dan tidak hanya untuk saat ini melainkan juga untuk kehidupan selanjutnya.
            Dalam latihan meditasi Vippasanᾱ, dilakukan secara terus-menerus tidak mengutamakan istirahat. Dimulai sejak pukul 03.00 hingga pukul 21.00 dalam waktu di Indonesia. Sedangkan menurut beberapa guru meditasi Vippasanᾱ yang pernah mengikuti meditasi Vippasanᾱ di Yangon, meditasi Vippasanᾱ dilaksanakan dari pukul 03.00 hingga pulu 22.00. Apabila peserta meditasi (yogi) melatih Vippasanᾱ dengan ketat, maka mereka akan mendapatkan sebuah pemahaman suatu hal yang berguna, bermanfaat, dan tidak berguna maupun bermanfaat.
            Selain hal kita paham dengan apa yang baik dan tidak, seseorangpun akan  tumbuh sebuah paham merelakan atau melepas dari segala apapun yang ia miliki. Dari seseorang yang melatih meditasi Vippasanᾱ dengan keseriusan, mereka juga akan mengalami sensitifitas terhadap indria akan lebih tajam dan lebih jelas. Untuk apa hal itu dilakukan?, untuk dapat membebaskan diri dari kemunculan masa lalu karena kamma kita.
            Mengawali latihan Vippasanᾱ, adalah harus dimulai dari tempat yang sunyi dan jauh dari tempat keramaian lingkungan. Pada yogi yang awal memulai meditasi akan merasakan beban yang dialami kesehariannya akan muncul, gema dari kehidupan akan terus datang di dalam meditasi Vippasanᾱ tersebut.
            Didalam Vippasanᾱ  seseorang bertujuan untuk melepaskan diri dari segala bentuk kekotoran batin yang ada dalam diri seseorang. Datangnya kekotoran batin berasal dari pengalaman-pengalaman dimasa lalu. Pengalaman baik maupun buruk telah lama mengendap atau terpendam, sehingga yogi jarang bahkan tidak merasakah atau tahu mengenai kekotoran batinnya sendiri.
            Pengalaman yang baik maupun tidak baik, akan muncul satu persatu di dalam meditasi Vippasanᾱ. Hal tersebut muncul pada suatu kondisi tertentu. Dalam latihan Vippasanᾱ, kita berusaha mengembangkan kesadaran terhadap jasmani (rūpa) dan batin (nᾱma). Kesadaran (sati) ini sangat penting bahkan merupakan pelindung kita di dalam kehidupan sehari-hari supaya kita tidak terseret oleh kondisi-kondisi dari dalam diri akibat dari sebuah reaksi tantangan-tantangan di luar diri.
            Seorang yogi akan banyak mengalami permasalahan seperti masalah dari luar diri yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan, kita sebaiknya memiliki persiapan agar tidak terseret keadaan tersebut. Misalnya, apabila seseorang tidak sadar, akan muncul kemarahan, kekhawatiran, ketakutan, hal tersebut seseorang tidak menyadarinya.
            Apabila kekotoran batin muncul seperti halnya diatas, maka sebagai solusi seorang yogi secepatnya mengembangkan sati (kesadaran) untuk mengetahui pikiran seorang yogi mengarah kearah mana. Pengendalian diri terhadap pikiran, jasmani dan perasaan dapat diatasi melalui pencatatan batin.
            Pencatatan batin bearti mengingat kata-kata dalam batin. Pencatatan batin biasanya  mengenai pengalaman yogi, baik pengalaman pada batin dan jasmani, pengalaman batin seperti kecewa, marah, malas, mengantuk, bosan, merindukan pengalaman lalu, traumatik, sedih. Sedangkan pengalaman jasmani seperti sakit, kram, lelah. Jika seorang yogi menyadari hal tersebut terjadi tanpa melakukan analisis, membandingkan, memikir atau menilai.
            Apabila yogi telah terlatih dalam Vippasanᾱ, maka pencatatan batin, tidak perlu digunakan, terkadang ada yogi yang merasa dengan pencatatan merasa terganggu, sehingga yogi cukup melakukan pengamatan atau menyadari proses batin dan jasmani yang bergerak.
            Dalam melakukan Vippasanᾱ, pencatatan terhadap obyek yang mendominasi dengan satu kata, yaitu cukup kata kerja yang digunakan, seperti: “makan, makan,makan..., jalan...., berdiri....,dst....” Ingatlah pencatatan batin dilakukan tidak perlu mencatat obyek hingga menghilang sebab kadang-kadang tidak mau hilang.
            Jangan menggunakan perhatian dan pencatatan batin untuk menghacurkan sesuatu yang tidak anda sukai. Bagi para yogi jangan berkonsentrasi pada pencatatan, sebab pencatatan hanya untuk mengarahkan pikiran kepada proses yang terjadi saat ini tanpa berpikir atau menilai.
            Didalam meditasi Vippasanᾱ, ada beberapa posisi yang dapat dilakukan dalam posisi duduk, berdiri, berjalan dan berbaring. Dalam Vippasanᾱ teknik Mahasi Sayadaw, meditasi dilakukan dengan keteraturan seperti 1 jam meditasi jalan, setelah itu dilanjutkan dengan 1 jam meditasi duduk.
            Meditasi duduk akan terasa sulit di lakukan, apabila tidak diawali dengan meditasi berjalan, pengamatan yang dilakukan dalam meditasi duduk adalah kembung dan kempis perut. Pada saat yogi bermeditasi jalan ingin menuju meditasi duduk atau sebaliknya, harus benar-benar menjaga kesadarannya pada setiap gerakan batin dan jasmani.
            Untuk memulai meditasi duduk yogi sebaiknya mengatur posisi duduk yang rileks, nyaman dan dapat bertahan hingga 1 jam untuk tidak bergerak dalam kondisi apapun. Maka tekad, usaha dan semangat dibutuhkan dalam Vippasanᾱ, sehingga keteraturan dapat menghantarkan yogi pada hasil yang memuaskan di dalam Vippasanᾱ.
            Kembung kempisnya perut menjadi obyek utama dalam meditasi duduk, yogi tidak dianjurkan untuk melakukan pengamatan sensasi keluar masuknya nafas, karena Vippasanᾱ tidak sama dengan meditasi Samatha dengan obyek anapanasati (meditasi pernafasan).
            Pada saat meditasi duduk yogi mengamati kembung kempisnya perut, rasakan setiap potongan-potongan proses pergerakan perut mengembung dan proses dari kembung ke kempis, dan diulang secara terus menerus secara alami. Apabila pikiran yang mendominasi seperti ingat masa lalu, lakukan pencatatan batin dan kesadaran berfikir, sehingga pada saat pikiran melemah, maka tugas yogi menggiring pikiran kembali ke obyek utama.
            Kesalahan yang sering terjadi bagi yogi yang baru pertama mengikuti retret Vippasanᾱ adalah pikiran yang mendominasi justru dicut atau dipaksa untuk dikembalikan ke obyek utama yaitu kembung dan kempisnya perut secara kasar, maka apa yang terjadi??, yogi akan merasakan syaraf dikepala menjadi sakit dan sekujur tubuh menjadi tegang dan sakit. Sehingga wajar-wajar saja, apabila yogi tidak kuat mengikuti retret pada hari ke 3- hari ke 5, karena pada umumnya masa-masa itu dimana para yogi merasakan tubuhnya seperti sangat letih dan seperti sehabis bekerja keras.
            Kestabilan tubuh dan penguasaan obyek di dalam Vippasanᾱ akan dirasakan mulai hari ke 7, itupun apabila yogi mengikuti prosedur yang diinstruksikan oleh Guru Meditasi Vippasanᾱ. Para yogi yang tidak ketat dalam menjalani Vippasanᾱ, maka mereka akan mundur di dalam retret, karena para yogi belum sepenuhnya siap untuk menerima kenyataan yang terjadi seperti mengalami rasa sakit, kenangan yang pahit dimasa lalunya.
Akan tetapi sebaliknya bagi para yogi yang telah memahami Vippasanᾱ sebaik mungkin. Justru para yogi akan tersenyum dan menerima dengan lapang dada dari sensasi sakit dan kepahitan masa lalunya sebagai sebuah pelajaran yang berharga. Sehingga mereka akan tumbuh suatu pemahaman akan hakikat anicca (ketidak kekalan di dalam hidup), dukkha (ketidakpuasan di dalam hidup), dan anatta (tanpa aku/ inti di dalam hidup). Yogi akan menilai kehidupan yang berproses hanya seperti ini saja, ada dukkha dan ada sukha yang silih berganti. Pada dasarnya hidup saat ini hanya menunggu datangnya kematian, dengan persiapan yang matang,  salah satunya mereka yang ketat dalam menjalani Vippasanᾱ.
Dalam meditasi jalan yogi juga mengamati proses kaki yang bergerak, baik dari kanan dan kiri, semakin pencatatan dilakukan secara mendetail, maka potongan akan semakin jelas dirasakan oleh yogi, tahap kedua yogi dapat merasakan : “kaki ingin mengangkat....., angkat....., ingin maju..., maju..., ingin letak..., letak....” sehingga kesadaran akan lebih terfokus pada gerak kaki yang melangkah. Yogi tidak meneruskan meditasi jalan sejenak, apabila pikiran yogi mengembara. Yogi tetap berdiri dan melakukan pencatatan batin terhadap hal yang mendominasi, apabila pikiran melemah, yogi menggiring kembali ke kembung kempisnya perut sejenak, dan mulai untuk meneruskan meditasi berjalan.
Meditasi berjalan dilakukan tidak terlalu jauh, berkisar 5- 10 M, apabila terlalu jauh yogi kurang terfokus untuk pengamatan langkah kaki yang dilalukan. Posisi kepala tidak terlalu merunduk dan juga tidak terlalu diangkat, melainkan disesuaikan dengan kenyamanan jarak pandang. Usahkan indria mata yogi tidak terkontak dengan  obyek sekitar, karena dapat mengganggu konsentrasi meditasi jalan.
Prinsip seorang meditator Vippasanᾱ adalah untuk mengamati segala proses mental atau fisik yang paling dominan pada saat ini. Catatlah di dalam batin yogi untuk selalu mengamati apa yang muncul dari dalam maupun dari luar diri, bukan lari dari kenyataan, berkeinginan untuk melupakan, membasmi ataupun menghacurkan.
Dalam Vippasanᾱ, yogi sebaiknya mengutarakan segala keluhan, pengalaman, baik mengalami hambatan maupun kemajuan di dalam meditasi kepada Guru pembimbing, melalui interview, selama interview para yogi coba menjelaskan apa yang telah anda dapatkan melalui pengamatan terhadap perut, sensasi perasaan, khayalan atau ide-ide, perhatian penuh terhadap kegiatan sehari-hari.
Para yogi perlu mengetahui segala bentuk kegiatan, dari bangun tidur hingga tidur malam, para yogi tidak boleh terputus dari kesadaran dalam pengamatan gerak batin dan jasmani, sehingga semua aktifitas dilakukan selambat-lambatnya, pengamati 3 keberlangsungan: awal, keberlangsungan dan tahap pelenyapan.

Refrensi:
            Janakabhivamsa,Chanmay Sayadaw. Petunjuk Latihan Meditasi Vipassanᾱ
(Vipassanᾱ Meditation Guidelines). Lembaga Satipatthana Indonesia. Jakarta

            Dhammarakkhita. Meditasi Vipassanᾱ Yang Berhasil. Lembaga Satipatthana
Indonesia. Jakarta
           
            Thitaketuko. 2012. Kumpulan Ceramah Tulisan Meditasi Vipassanᾱ. Denpasar
            Kusaladhamma. 2011. Mettᾱ Chating The Chant of Lovingkindness. Padepokan
Dhammadῑpa Ᾱrᾱma. Batu
           
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar