Oleh: Samanera Vimalaseno
Idaṁ me puññaṁ
Magga. phala. ñaṇassa paccayo hotu
Idaṁ me puññaṁ
Nibbᾱnassa paccayo hotu
Semoga dengan
kebajikan-kebajikan yang telah saya lakukan,
menjadi suatu
kondisi bagi pencapaian Pengetahuan Jalan dan Buah,
Semoga dengan
kebajikan-kebajikan yang telah saya lakukan,
Menjadi suatu
kondisi bagi pencapaian Nibbᾱna.
(Mettᾱ
Chating;Aspirasi; hal 12)
Pada era saat ini banyak ditemukan dalam masyarakat
mereka mengalami suatu beban mental sikap akibat konterversial hati dengan
lingkungan yang dihadapi. Tidak sedikit diantara mereka yang tidak dapat
membendung beban mental yang menyerang kedirinya, sehingga stres dan aksi bunuh
diri tidak terelakan.
Beban sikap mental yang menjadi dasar dari sebuah
permasalahan harus mendapatkan sebuah solusi sebagai jalan menuju pada
kebahagiaan tertinggi. Solusi tidak semua tepat yang digunakan oleh kebanyakan
orang. Ada yang menggunakan narkoba, pesta seks, bernyanyi, melukis, sebagai
solusi.
Solusi yang semacam itu apabila ditinjau dalam kacamata
Dhamma tentu sangat bertentangan, khususnya seperti menggunakan narkoba, pesta
seks. Dalam Buddhisme solusi untuk keluar dari sebuah problem tekanan sikap
mental/ psikis adalah melalui praktik meditasi. tidak sedikit orang yang paham
dan mau berlatih meditasi.
Meditasi adalah suatu aktivitas belajar memusatkan
pikiran, dalam bahasa inggris disebutkan “concentration.”
Sedangkan dalam bahasa Sansekerta atau Pᾱḷi adalah Samᾱdhi. Samᾱdhi adalah konsentrasi dirumuskan sebagai
“ekᾱrammane citassa ekaggata,” ialah
memusatkan pikiran pada suatu obyek (eka
arammana).
Meditasi dalam buddhisme ada dua bagian yaitu meditasi
Samatha memiliki empat puluh obyek setiap obyek mewakili karakter setiap
individunya. Cara meditasi Samatha adalah memiliki konsentrasi kuat pada obyek
yang diambil. Samatha dapat mencapai ketenangan berupa pencapaian Jhana-jhana,
bahkan kekuatan batin (Abhiñña).
Meditasi yang kedua adalah Vippasanᾱ. Vippasanᾱ atau Insight meditation (meditasi dengan
melihat kedalam diri atau pandangan terang dengan mengamati proses batin dan
jasmani yang tidak tetap keberadaannya. Dalam meditasi Vippasanᾱ akan
mendapatkan suatu pengalaman pribadi dan dari pengalaman itulah seseorang
seseorang yang cermat dan terfokus dalam mengamati proses bergerak batin dan
jasmani secara terus menerus tanpa terputus, maka pandangan terang atau
pengetahuan sejati Insight akan
muncul.
Vippasanᾱ bukan sekedar relaksasi, melainkan adalah
realisasi dari batin dan jasmani. Pikiran harus selalu terjaga dan fokus dan
perhatian penuh, tubuh dalam suasana rileks, tidak tegang dan tidak kaku.
Vippasanᾱ juga bukan sekedar pelepas stres, melainkan mengidentifikasikan,
mengenal dan selanjutnya pengurangan faktor-faktor stres dan tidak hanya untuk
saat ini melainkan juga untuk kehidupan selanjutnya.
Dalam latihan meditasi Vippasanᾱ, dilakukan secara
terus-menerus tidak mengutamakan istirahat. Dimulai sejak pukul 03.00 hingga
pukul 21.00 dalam waktu di Indonesia. Sedangkan menurut beberapa guru meditasi
Vippasanᾱ yang pernah mengikuti meditasi Vippasanᾱ di Yangon, meditasi Vippasanᾱ
dilaksanakan dari pukul 03.00 hingga pulu 22.00. Apabila peserta meditasi (yogi)
melatih Vippasanᾱ dengan ketat, maka mereka akan mendapatkan sebuah pemahaman suatu
hal yang berguna, bermanfaat, dan tidak berguna maupun bermanfaat.
Selain hal kita paham dengan apa yang baik dan tidak,
seseorangpun akan tumbuh sebuah paham
merelakan atau melepas dari segala apapun yang ia miliki. Dari seseorang yang
melatih meditasi Vippasanᾱ dengan keseriusan, mereka juga akan mengalami
sensitifitas terhadap indria akan lebih tajam dan lebih jelas. Untuk apa hal
itu dilakukan?, untuk dapat membebaskan diri dari kemunculan masa lalu karena
kamma kita.
Mengawali latihan Vippasanᾱ, adalah harus dimulai dari
tempat yang sunyi dan jauh dari tempat keramaian lingkungan. Pada yogi yang
awal memulai meditasi akan merasakan beban yang dialami kesehariannya akan
muncul, gema dari kehidupan akan terus datang di dalam meditasi Vippasanᾱ
tersebut.
Didalam Vippasanᾱ seseorang bertujuan untuk melepaskan diri dari
segala bentuk kekotoran batin yang ada dalam diri seseorang. Datangnya
kekotoran batin berasal dari pengalaman-pengalaman dimasa lalu. Pengalaman baik
maupun buruk telah lama mengendap atau terpendam, sehingga yogi jarang bahkan
tidak merasakah atau tahu mengenai kekotoran batinnya sendiri.
Pengalaman yang baik maupun tidak baik, akan muncul satu persatu
di dalam meditasi Vippasanᾱ. Hal tersebut muncul pada suatu kondisi tertentu.
Dalam latihan Vippasanᾱ, kita berusaha mengembangkan kesadaran terhadap jasmani
(rūpa) dan batin (nᾱma).
Kesadaran (sati) ini sangat penting bahkan merupakan pelindung kita di dalam
kehidupan sehari-hari supaya kita tidak terseret oleh kondisi-kondisi dari
dalam diri akibat dari sebuah reaksi tantangan-tantangan di luar diri.
Seorang yogi akan banyak mengalami permasalahan seperti masalah
dari luar diri yang terkadang tidak sesuai dengan kenyataan, kita sebaiknya
memiliki persiapan agar tidak terseret keadaan tersebut. Misalnya, apabila
seseorang tidak sadar, akan muncul kemarahan, kekhawatiran, ketakutan, hal
tersebut seseorang tidak menyadarinya.
Apabila kekotoran batin muncul seperti halnya diatas,
maka sebagai solusi seorang yogi secepatnya mengembangkan sati (kesadaran)
untuk mengetahui pikiran seorang yogi mengarah kearah mana. Pengendalian diri
terhadap pikiran, jasmani dan perasaan dapat diatasi melalui pencatatan batin.
Pencatatan batin bearti mengingat kata-kata dalam batin.
Pencatatan batin biasanya mengenai
pengalaman yogi, baik pengalaman pada batin dan jasmani, pengalaman batin
seperti kecewa, marah, malas, mengantuk, bosan, merindukan pengalaman lalu, traumatik,
sedih. Sedangkan pengalaman jasmani seperti sakit, kram, lelah. Jika seorang
yogi menyadari hal tersebut terjadi tanpa melakukan analisis, membandingkan,
memikir atau menilai.
Apabila yogi telah terlatih dalam Vippasanᾱ, maka
pencatatan batin, tidak perlu digunakan, terkadang ada yogi yang merasa dengan
pencatatan merasa terganggu, sehingga yogi cukup melakukan pengamatan atau
menyadari proses batin dan jasmani yang bergerak.
Dalam melakukan Vippasanᾱ, pencatatan terhadap obyek yang
mendominasi dengan satu kata, yaitu cukup kata kerja yang digunakan, seperti:
“makan, makan,makan..., jalan...., berdiri....,dst....” Ingatlah pencatatan
batin dilakukan tidak perlu mencatat obyek hingga menghilang sebab
kadang-kadang tidak mau hilang.
Jangan menggunakan perhatian dan pencatatan batin untuk
menghacurkan sesuatu yang tidak anda sukai. Bagi para yogi jangan
berkonsentrasi pada pencatatan, sebab pencatatan hanya untuk mengarahkan
pikiran kepada proses yang terjadi saat ini tanpa berpikir atau menilai.
Didalam meditasi Vippasanᾱ, ada beberapa posisi yang
dapat dilakukan dalam posisi duduk, berdiri, berjalan dan berbaring. Dalam
Vippasanᾱ teknik Mahasi Sayadaw, meditasi dilakukan dengan keteraturan seperti
1 jam meditasi jalan, setelah itu dilanjutkan dengan 1 jam meditasi duduk.
Meditasi duduk akan terasa sulit di lakukan, apabila
tidak diawali dengan meditasi berjalan, pengamatan yang dilakukan dalam
meditasi duduk adalah kembung dan kempis perut. Pada saat yogi bermeditasi
jalan ingin menuju meditasi duduk atau sebaliknya, harus benar-benar menjaga
kesadarannya pada setiap gerakan batin dan jasmani.
Untuk memulai meditasi duduk yogi sebaiknya mengatur
posisi duduk yang rileks, nyaman dan dapat bertahan hingga 1 jam untuk tidak
bergerak dalam kondisi apapun. Maka tekad, usaha dan semangat dibutuhkan dalam
Vippasanᾱ, sehingga keteraturan dapat menghantarkan yogi pada hasil yang
memuaskan di dalam Vippasanᾱ.
Kembung kempisnya perut menjadi obyek utama dalam
meditasi duduk, yogi tidak dianjurkan untuk melakukan pengamatan sensasi keluar
masuknya nafas, karena Vippasanᾱ tidak sama dengan meditasi Samatha dengan
obyek anapanasati (meditasi pernafasan).
Pada saat meditasi duduk yogi mengamati kembung kempisnya
perut, rasakan setiap potongan-potongan proses pergerakan perut mengembung dan
proses dari kembung ke kempis, dan diulang secara terus menerus secara alami.
Apabila pikiran yang mendominasi seperti ingat masa lalu, lakukan pencatatan
batin dan kesadaran berfikir, sehingga pada saat pikiran melemah, maka tugas
yogi menggiring pikiran kembali ke obyek utama.
Kesalahan yang sering terjadi bagi yogi yang baru pertama
mengikuti retret Vippasanᾱ adalah pikiran yang mendominasi justru dicut atau
dipaksa untuk dikembalikan ke obyek utama yaitu kembung dan kempisnya perut
secara kasar, maka apa yang terjadi??, yogi akan merasakan syaraf dikepala
menjadi sakit dan sekujur tubuh menjadi tegang dan sakit. Sehingga wajar-wajar
saja, apabila yogi tidak kuat mengikuti retret pada hari ke 3- hari ke 5,
karena pada umumnya masa-masa itu dimana para yogi merasakan tubuhnya seperti
sangat letih dan seperti sehabis bekerja keras.
Kestabilan tubuh dan penguasaan obyek di dalam Vippasanᾱ
akan dirasakan mulai hari ke 7, itupun apabila yogi mengikuti prosedur yang
diinstruksikan oleh Guru Meditasi Vippasanᾱ. Para yogi yang tidak ketat dalam
menjalani Vippasanᾱ, maka mereka akan mundur di dalam retret, karena para yogi
belum sepenuhnya siap untuk menerima kenyataan yang terjadi seperti mengalami
rasa sakit, kenangan yang pahit dimasa lalunya.
Akan
tetapi sebaliknya bagi para yogi yang telah memahami Vippasanᾱ sebaik mungkin.
Justru para yogi akan tersenyum dan menerima dengan lapang dada dari sensasi
sakit dan kepahitan masa lalunya sebagai sebuah pelajaran yang berharga.
Sehingga mereka akan tumbuh suatu pemahaman akan hakikat anicca (ketidak
kekalan di dalam hidup), dukkha (ketidakpuasan di dalam hidup), dan anatta
(tanpa aku/ inti di dalam hidup). Yogi akan menilai kehidupan yang berproses
hanya seperti ini saja, ada dukkha dan ada sukha yang silih berganti. Pada
dasarnya hidup saat ini hanya menunggu datangnya kematian, dengan persiapan
yang matang, salah satunya mereka yang
ketat dalam menjalani Vippasanᾱ.
Dalam
meditasi jalan yogi juga mengamati proses kaki yang bergerak, baik dari kanan
dan kiri, semakin pencatatan dilakukan secara mendetail, maka potongan akan
semakin jelas dirasakan oleh yogi, tahap kedua yogi dapat merasakan : “kaki ingin mengangkat....., angkat.....,
ingin maju..., maju..., ingin letak..., letak....” sehingga kesadaran akan
lebih terfokus pada gerak kaki yang melangkah. Yogi tidak meneruskan meditasi
jalan sejenak, apabila pikiran yogi mengembara. Yogi tetap berdiri dan
melakukan pencatatan batin terhadap hal yang mendominasi, apabila pikiran
melemah, yogi menggiring kembali ke kembung kempisnya perut sejenak, dan mulai
untuk meneruskan meditasi berjalan.
Meditasi
berjalan dilakukan tidak terlalu jauh, berkisar 5- 10 M, apabila terlalu jauh
yogi kurang terfokus untuk pengamatan langkah kaki yang dilalukan. Posisi
kepala tidak terlalu merunduk dan juga tidak terlalu diangkat, melainkan
disesuaikan dengan kenyamanan jarak pandang. Usahkan indria mata yogi tidak terkontak
dengan obyek sekitar, karena dapat
mengganggu konsentrasi meditasi jalan.
Prinsip
seorang meditator Vippasanᾱ adalah untuk mengamati segala proses mental atau
fisik yang paling dominan pada saat ini. Catatlah di dalam batin yogi untuk
selalu mengamati apa yang muncul dari dalam maupun dari luar diri, bukan lari
dari kenyataan, berkeinginan untuk melupakan, membasmi ataupun menghacurkan.
Dalam
Vippasanᾱ, yogi sebaiknya mengutarakan segala keluhan, pengalaman, baik
mengalami hambatan maupun kemajuan di dalam meditasi kepada Guru pembimbing,
melalui interview, selama interview para yogi coba menjelaskan apa yang telah
anda dapatkan melalui pengamatan terhadap perut, sensasi perasaan, khayalan
atau ide-ide, perhatian penuh terhadap kegiatan sehari-hari.
Para
yogi perlu mengetahui segala bentuk kegiatan, dari bangun tidur hingga tidur
malam, para yogi tidak boleh terputus dari kesadaran dalam pengamatan gerak
batin dan jasmani, sehingga semua aktifitas dilakukan selambat-lambatnya,
pengamati 3 keberlangsungan: awal, keberlangsungan dan tahap pelenyapan.
Refrensi:
Janakabhivamsa,Chanmay Sayadaw. Petunjuk Latihan Meditasi Vipassanᾱ
(Vipassanᾱ Meditation Guidelines).
Lembaga Satipatthana Indonesia. Jakarta
Dhammarakkhita. Meditasi Vipassanᾱ Yang Berhasil. Lembaga Satipatthana
Indonesia.
Jakarta
Thitaketuko. 2012. Kumpulan
Ceramah Tulisan Meditasi Vipassanᾱ.
Denpasar
Kusaladhamma. 2011. Mettᾱ Chating The Chant of Lovingkindness.
Padepokan
Dhammadῑpa
Ᾱrᾱma. Batu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar