Publikasi: Samanera Herman Vimalaseno
Demikian yang telah saya dengar:
"Pada suatu ketika Sang Bhagava
menginap di Jetavana, arama milik
Anathapindika, Savatthi. Beliau berkata
kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu."
Mereka menjawab:
"Ya, Bhante."
Selanjutnya Sang
Bhagava berkata: "Para bhikkhu, andaikata ada sepotong kain kotor dan
bernoda, dan seorang pencelup merendamnya di dalam celupan atau lainnya, yang
berwama biru, kuning, merah atau dadu, akan tetap jelek dan warnanya tak
cemerlang. Mengapa demikian? Karena kain itu tidak bersih, demikian pula
apabila batin kotor, maka masa depan tak menyenangkan yang mungkin terjadi.
Para bhikkhu,
andaikata sepotong kain bersih dan terang, lalu seorang pencelup merendamnya di
dalam bahan celupan atau lainnya, apakah biru, kuning, merah atau dadu, maka
akan tampak indah dan terang warnanya.
Mengapa demikian? Karena kain itu
bersih, demikian pula apabila batin tidak kotor, maka masa depan menyenangkan yang mungkin tedadi. 'Apakah ketidaksempurnaan yang mengotori
batin itu? Ketamakan dan keserakahan
adalah ketidaksempurnaan yang mengotori batin.
Keinginan jahat ... Kemarahan .... Kekikiran .... Penipuan ....
Kecurangan …. Keras kepala .... Praduga .... Keangkuhan .... Kesombongan ….
Kelalaian adalah ketidaksempurnaan yang mengotori batin.
Apabila seorang
bhikkhu mengetahui bahwa ketamakan dan keserakahan adalah suatu
ketidaksempurnaan yang mengotori batin, ia akan meninggalkan semua itu.'
'Setelah seorang
bhikkhu mengetahui bahwa keinginan jahat ... kelalaian adalah ketidaksempumaan
yang mengotori batin, maka ia akan meninggalkan semua itu.'
'Segera setelah
hal itu diketahui dengan pandangan terang bahwa ketamakan dan keserakahan
adalah suatu ketidak-sempurnaan yang mengotori batin, sifat itu terkikis dalam
batinnya. Segera setelah hal itu
diketahui dengan pandangan terang bahwa keinginan jahat ... kelalaian
adalah ketidaksempumaan yang mengotori batin, semua itu terkikis di dalam
batinnya.
'Dengan
demikian, ia memiliki keyakinan sempurna terhadap Buddha, sebagai berikut:
"Sang Bhagava adalah Arahat, telah mencapai penerangan sempurna, sempurna
pengetahuan dan tindak-tanduknya, luhur, pengenal segenap alam, pemimpim
manusia tanpa banding, guru para dewa dan manusia, yang mencapai penerangan
sempuma, Buddha." 'Juga, ia memiliki keyakinan sempurna terhadap Dhamma,
sebagai berikut: "Dhamma Sang Bhagava telah dibabarkan dengan baik; berada
sangat dekat, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan; menuntun ke
dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing."
'Selanjutnya,
ia memiliki keyakinan sempurna terhadap Sangha, sebagai berikut: "Sangha
siswa Sang Bhagava telah bertindak baik, Sangha siswa Sang Bhagava telah
bertindak lurus, Sangha siswa Sang Bhagava telah bertindak patut; mereka adalah
empat pasang makhluk yang terdiri dari delapan jenis makhluk suci. Itulah siswa Sang Bhagava yang patut menerima
pemberian, tempat bernaung, persembahan dan penghormatan; tempat untuk menanam
jasa, yang tiada taranya di alam semesta."
Apapun
(dari ketidaksempurnaan itu) yang telah, sesuai dengan batasannya (diatur oleh
tiga tingkat kesucian pertama yang telah dicapainya), diatasi, dihentikan
(selamanya), dibiarkan, ditinggalkan dan dilepaskan.
'Ia
(merenung) demikian: "Saya memiliki keyakinan sempurna terhadap Buddha"
dan ia memperoleh pengalaman berarti, ia memperoleh pengalaman Dhamma, oleh
karenanya ia menemukan kesenangan berkenaan dengan Dhamma. Karena kesenangan ini maka ia diliputi
kegiuran, dengan adanya kegiuran maka tubuhnya menjadi tenang, ketika tubuhnya tenang
ia merasa bahagia, karena kebahagiaan itu, batinnya menjadi terkonsentrasi.’
'Ia
(merenung) demikian: "Saya memiliki keyakinan sempurna terhadap
Dhamma" dan ia memperoleh pengalaman berarti, ia memperoleh pengalaman
Dhamma, oleh karenanya ia menemukan kesenangan berkenaan dengan Dhamma. Karena kesenangan ini maka ia diliputi
kegiuran, dengan adanya kegiuran maka tubuhnya menjadi tenang, ketika tubuhnya
menjadi tenang ia merasa bahagia, karena kebahagiaan itu, batinnya
terkonsentrasi.’
'Ia
(merenung) demikian: "Saya memiliki keyakinan sempurna terhadap
Sangha" dan ia memperoleh pengamalan berarti, ia memperoleh pengalaman
Dhamma, oleh karenanya ia menemukan kesenangan yang berkenaan dengan
Dhamma. Karena kesenangan ini maka ia
diliputi kegiuran, dengan adanya kegiuran maka tubuhnya menjadi tenang, ketika
tubuhnya menjadi tenang ia merasa bahagia, karena kebahagiaan itu, batinnya
terkonsentrasi.’
'Ia
(merenung) demikian: "Apapun yang dimiliki, sesuai batasannya, telah
diatasi, dihentikan, dibiarkan, ditinggalkan dan dilepaskan, maka ia memperoleh
pengalaman berarti, ia memperoleh pengalaman Dhamma, oleh karenanya ia
menemukan kesenangan yang berkenaan dengan Dhamma. Karena kesenangan ini maka ia diliputi
kegiuran .... batinnya terkonsentrasi.
'Jika
seorang bhikkhu memiliki sila, dhamma dan panna seperti itu, makan makanan
pindapatta yang terdiri dari nasi dan kacang-kacangan hitam yang dicampur
dengan saus dan kari, ia tidak merasa terganggu makan makanan seperti itu.
Bagaikan
kain yang kotor dan bemoda menjadi bersih dan cerah dengan bantuan air yang
jernih, atau seperti emas mepjadi murni dan berkilau dengan bantuan tungku
perapian, demikian pula bagi seorang bhikkhu dengan sila, dhamma dan panna
seperti itu, makan makanan pindapatta yang terdiri dari nasi dan
kacang-kacangan hitam yang dicampur dengan saus dan kari, ia tidak merasa
terganggu makan makanan seperti itu.
Ia
hidup dengan batin yang diliputi dengan cinta kasih yang dipancarkan ke arah
yang pertama, ke dua, ke tiga dan ke empat; juga ke atas, ke bawah, ke
sekeliling dan segala penjuru dan kepada semua makhluk seperti kepada dirinya
sendiri; ia hidup dengan batinnya yang diliputi cinta kasih, murni, tak
terukur, tanpa keserakahan atau keinginan jahat, yang memancar ke segenap
penjuru dunia.
Ia
hidup dengan batin yang diliputi dengan kasih sayang yang dipancarkan ke arah
yang pertama ... ke segenap penjuru dunia.
Ia
hidup dengan batin yang diliputi dengan empati yang dipancarkan ke arah yang
pertama, ... ke segenap penjuru dunia.
Ia
hidup dengan batin diliputi dengan keseimbangan batin yang dipancarkannya ke
arah yang pertama ... kesegenap penjuru dunia. (Berdasarkan hal itu) ia
mengerti tentang: "Terdapat (Brahma vihāra) ini, terdapat
(kekotoran-kekotoran batin vang telah ditinggalkan) yang lebih rendah, terdapat
(tujuan dari Jalan Arahat yang telah dicapai) yang lebih tinggi, terdapat
pembebasan (yaitu Nibbāna) dari (semua) pencerapan (sañña)."
'Ketika
ia mengetahui dan melihat cara tersebut, batinnya terbebas dari ikatan nafsu
indera, terbebas dari ikatan yang mengikat makhluk dan terbebas dari ikatan
kebodohan. Ketika telah terbebas,
terdapat pengetahuan: "Ini terbebas." la mengerti: "Kelahiran
telah berakhir, kehidupan suci (brahmanacari) telah dijalani, apa yang harus
dilakukan telah dilaksanakan, tak ada lagi yang melebihi hal ini."
Bhikkhu, inilah yang disebut: "Dimandikan dengan mandi di dalam (sinato
antarena sinanenati)."’
Ketika itu, brahmana Sundarika Bharadvaja duduk tak jauh dari Sang
Bhagava. Kemudian Ia berkata kepada Sang
Bhagava: "Namun, apakah petapa Gotama pergi ke sungai Bahuka untuk
mandi?"
"Brahmana, mengapa ke sungai Bahuka?
Apakah yang dapat dilakukan oleh sungai Bahuka?"'
"Petapa Gotama, sungai Bahuka dimanfaatkan oleh banyak orang karena
sungai itu memberikan kebebasan dan jasa (puñña). Banyak orang memanfaatkan sungai Bahuka
karena sungai itu dapat mencuci semua karma buruk yang telah kita buat."
Kemudian, Sang Bhagava berkata kepada brahmana Sundarika Bharadvaja, dalam
syair:
Bahuka dan
Andhikka
Gaya dan
Sundarika, juga Pavaga dan Sarassati
Dan aliran sungai
Bahumati
Tak akan pernah
mencuci kamma hitam menjadi putih.
Apakah arti yang
dapat diberikan Sundarika?
Apakah juga
Payaga? Apakah Bahuka?
Mereka tak dapat
menyucikan seorang pelaku kejahatan,
Seorang yang telah
berbuat kejam dan brutal.
Seorang dengan
batin murni, mempunyai lebih dari
Pesta musim semi,
Hari Suci;
Seorang yang murni
dalam perbuatan,
Yang murni dalam
batin,
Memiliki setiap
kesempurnaan moral.
Di sinilah
brahmana, kamu layak
Datang untuk
dimandikan,
Untuk membuat
dirimu sebagai sarana
Perlindungan yang
benar bagi semua makhluk.
Apabila ucapanmu
tak ada yang tak benar,
Tak ada perbuatan
yang menyakiti makhluk hidup,
Juga tak mengambil
sesuatau yang tak diberikan,
Dengan keyakinan
dan tanpa kejahatan,
Apakah yang akan
kamu lakukan dengan pergi ke Gaya?
Andaikan Gaya itu
baik.
Setelah hal ini
dikatakan, brahmana Sundarika Bharadvaja berkata: "Menakjubkan,
Gotama! Menakjubkan, Gotama! Dhamma telah dijelaskan dengan berbagal cara
oleb Gotama, seakan-akan Beliau menegakkan sesuatu yang telah roboh, menyibak
yang tersembunyi, menunjukkan jalan kepada yang tersesat, menyalakan lampu
dalam kegelapan bagi seseorang agar dapat melihat."
"Saya berlindung kepada Gotama, Dhamma dan kepada Sangha. Saya ingin
di-pabbajja (meninggalkan kehidupan berumah tangga) di bawah (bimbingan)
Gotama, Saya ingin di-upasampada (menjadi bhikkhu). Brahmana Sundarika Bharadvaja di-pabbajja dan
selanjutnya di-upasampada di bawah bimbingan Sang Bhagava. Tak lama setelah ia di-upasampada, ia hidup
menyendiri di tempat yang sepi, rajin, bersemangat dan penuh pengendalian
diri. Bhikkhu Bharadvaja dengan
kemampuan sendiri merealisasikan abhinna (kemampauan batin) pada kehidupan
sekarang ini, ia mencapai tujuan tertinggi dari kehidupan suci, yang merupakan
tujuan bagi orang-orang yang hidup pabbajja. Ia memiliki pengetahuan langsung
tentang: 'Kelahiran telah berakhir, brahmanacari (kehidupan suci) telah
dijalani, apa yang harus dikerjakan telah dilaksanakan, tidak ada yang melebihi
hal ini lagi. Bhikkhu Bharadvaja menjadi salah seorang di antara para arahat.